Virginitas, Penting Gak Sih?

Sebuah keperawanan, bagi saya pribadi itu adalah sebuah harta yang paling mahal dalam kehidupan seorang wanita. Budaya barat yang kental dengan pergaulan bebasnya sangatlah berbeda dengan daerah ketimuran seperti Indonesia ini. Namun kini, Indonesia tak jauh bedanya dengan mereka. Banyak yang meragukan keperawanan para gadis di negaraku ini. Sebagai pengetahuan saja, saya menemukan tulisan ini dan saya anggap menarik. Mari dibaca bersama


Ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi seorang wanita sehingga dia rela melepaskan keperawanannya.




1. Ancaman dari pacar yang akan memutuskan hubungan, jika si cewek tidak mau diajak tidur dengannya. Seandainya itu menimpa dirimu, maka biarkanlah ancamannya atau tinggalkan dirinya. Kalau dia memang benar- benar mencintai kamu, seharusnya dia justru akan menghargai keputusanmu. Lagipula, apa sih enaknya melakukan hubungan seksual dengan orang yang sukanya mengintimidasi dan memaksakan kehendaknya sendiri?


2. Ada teman wanita yang mengejek kamu sebagai gadis kuno dan tak punya Sex Appeal terhadap lawan jenis, hanya karena kamu masih virgin. Jika kamu menemui hal ini, hadapilah dengan senyuman. Karena bisa jadi sebenarnya justru merekalah yang tidak nyaman karena sudah terlanjur melepaskan keperawanannya.


3. Tidak tahan menerima ejekan atau dituduh Frigid atau Lesbian karena tidak mau berhubungan seks. Sebenarnya itu adalah tuduhan yang mengada – ada karena cuma kamu yang tahu siapa diri kamu sendiri dan bagaimana diri kamu akan berjalan.



Banyak alasan tepat yang bisa kamu gunakan untuk mempertahankan virginitas kamu. Alasan2 tersebut antara lain :




1. Dengan mempertahankannya, kamu tidak perlu melanggar agama dan moral. Kamu pun tidak perlu mengecewakan dan membuat malu orang tua dan keluarga besar kamu.


2. Kamu tak perlu takut hamil karena ”kecelakaan” sehingga terpaksa melahirkan anak yang tidak (belum) kamu inginkan atau terpaksa menggugurkan kandungan.


3. Kamu akan terbebas dari segala macam resiko penyakit menular seksual (kecuali bagi kamu pecandu drug yang menggunakan jarum suntik).


4. Seks sama sekali bukan urusan kecil. Tapi sebaliknya, sex is a big big deal. Seks bukan hanya melibatkan nafsu saja dan yang kadang kurang disadari bahwa sebenarnya seks juga harus melibatkan cinta, komitmen, serta tanggung jawab antara 2 manusia. Kamu akan jauh lebih berharga sebagai manusia, bila bisa melakukan seks sebagai kegiatan fisik sekaligus mental yang utuh dan tentunya ini bisa terjadi setelah kamu menikah nanti.


5. Kamu sangat berhak untuk menikmati pengalaman seksual kamu dengan senyaman dan seindah – indahnya. Dan itu hanya bisa kamu dapatkan bila kamu melakukannya di tempat yang nyaman pula. Dimana itu? Adalah, sekali lagi saat kamu sudah menikah. Karena kecemasan melakukan aktifitas seksual di luar pernikahan, seringkali terjadi karena rasa ketakutan akan ketahuan.


6. Cinta bisa menunggu. Inilah yang musti kamu tanamkan di dalam benak kamu saat kamu mulai diintimidasi oleh masalah virginitas. Karena itu tanamkan komitmen, ”Karena aku percaya bahwa cinta sejati bisa menunggu, maka aku akan membuat komitmen pada Tuhan, diriku sendiri, keluargaku, calon pasangan hidupku, dan calon anak – anakku : bahwa aku akan menunda hubungan seksual sejak hari ini sampai saat aku menikah nanti”.



Kembali ke diri masing-masing kawan. Bukan kesenangan, bukan kepuasan, tapi moralitas kita sebagai manusia khususnya bagi kita yang muslim bagi saya pribadi dalam setiap hubungan harus ada komitmen yang harus dijaga dan bukanlah keperawanan yang dijadikan sebagai korbannya.


Tulisan diatas ditulis oleh Dr.Iwan.

1 Response to "Virginitas, Penting Gak Sih?"

  1. kalau sayang gak akan ngerusak, kalau ngerusak berarti gak sayang :))

    ReplyDelete